Tampilkan postingan dengan label Astronomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Astronomi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 28 Desember 2012

Saat Tepat Mengukur Arah Kiblat

Apakah arah kiblat masjid bisa berubah atau bergeser akibat gempa bumi maupun bergeraknya lempeng Bumi seperti isu yang tengah berkembang? Jawabannya tentu TIDAK! Artinya pengukuran sebelumnya memang yang membuat arah kiblat masjid tersebut tidak tepat.

Apakah arah kiblat cukup ke BARAT? Sebagaimana pernah difatwakan oleh MUI beberapa waktu yang lalu? Jawabannya tentu TIDAK! Sebab di zaman sekarang menentukan arah kiblat semudah membalik telapak tangan dan bukan pekerjaan yang sulit. Bahkan MUI sendiri juga telah meralat Fatwanya tersebut (baca: https://www.facebook.com/note.php?note_id=10150227797140164)

"Dan dari mana saja engkau keluar (untuk shalat), maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka'bah), dan sesungguhnya perintah berkiblat ke Ka'bah itu adalah benar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan." (QS. Al-Baqarah : 149)


“Baitullah ( Ka'bah ) adalah kiblat bagi orang-orang di dalam Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Haram adalah kiblat bagi orang-orang yang tinggal di Tanah Haram (Makkah) dan Makkah adalah qiblat bagi seluruh penduduk bumi Timur dan Barat dari umatku” (HR. Al-Baihaqi)

“Jika kamu mendirikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadap kiblat, lalu takbir, kemudian bacalah apa yang kamu hafal dari qur’an, lalu ruku’ sampai sempurna, kemudian i’tidal sampai sempurna, kemudian sujud sampai sempurna, kemudian duduk di antara dua sujud sampai sempurna, kemudian sujud sampai sempurna, lakukanlah yang demikian itu setiap rekaat.” (HR. Abu Hurairah)
 

Dalam ajaran Islam, mengadap ke arah kiblat atau bangunan Ka'bah yang berada di Masjidil Haram adalah merupakan tuntutan syariah dalam melaksanakan ibadah tertentu. Berkiblat wajib dilakukan ketika hendak mengerjakan shalat dan menguburkan jenazah Muslim. Menghadap kiblat juga merupakan ibadah sunah ketika tengah azan, berdoa, berzikir, membaca Al-Quran, menyembelih binatang dan sebagainya.

Berdasarkan kebiasaan yang berkembang di masyarakat, terdapat beberapa kaidah yang sering digunakan untuk mengetahui ketepatan arah kiblat. Diantaranya adalah menggunakan kompas kiblat, kompas sajadah atau peralatan canggih seperti pesawat GPS dan theodoliti. Kini, melalui teknologi penginderaan jarah jauh yang disediakan cuma-cuma oleh Google via internet menggunakan software Google Earth atau secara online disediakan oleh situs-situs seperti Qibla Locator atau RHI Qibla Locator yang memanfaatkan fasilitas Google Map Api (GMA) kita dengan mudah dapat mengetahui arah kiblat sebuah bangunan masjid secara visual dan jelas. Namun demikian penggunaan kaidah-kaidah tersebut sering terkendala beberapa masalah. Kompas belumlah dikatakan sebagai alat ukur yang presisi. Sebab dalam penggunaannya, kompas sering mengalami kesalahan. Kesalahan tersebut berupa penyimpangan jarum kompas baik oleh variasi magnetik secara global maupun atraksi magnetis secara lokal oleh logam di sekitarnya. Belum lagi skala kompas biasanya terlalu kasar. Sementara, penggunaan GPS dan theodolit untuk mengukur arah kiblat walaupun bisa mendapatkan hasil yang lebih presisi namun dalam prakteknya kedua peralatan tersebut tidak mudah didapatkan karena harganya yang cukup mahal. Walaupun Google Earth maupun fasilitas qibla locator secara online dapat membantu mengetahui arah kiblat secara visual dengan perhitungan yang sangat akurat, namun piranti tersebut bukan merupakan alat ukur yang presisi di lapangan dan hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu.

Lantas apakah bisa mengukur arah kiblat secara presisi dengan biaya yang murah? Jawabannya adalah BISA! Yaitu dengan menggunakan fenomena astronomis yang terjadi pada hari yang disebut sebagai yaumul rashdul qiblat atau hari meluruskan arah kiblat yaitu hari saat saat Matahari tepat di atas Ka'bah. Fenomena yang terjadi 2 kali selama setahun ini dikenal juga dengan istilah Transit Utama atau Istiwa A'dhom.
Istiwa, dalam bahasa astronomi adalah transit yaitu fenomena saat posisi Matahari melintasi di meridian langit. Dalam penentuan waktu shalat, istiwa digunakan sebagai pertanda masuknya waktu shalat Zuhur. Setiap hari dalam wilayah Zona Tropis yaitu wilayah sekitar garis Katulistiwa antara 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS posisi Matahari saat istiwa selalu berubah, terkadang di Utara dan disaat lain di Selatan sepanjang garis Meridian. Hingga pada saat tertentu sebuah tempat akan mengalami peristiwa yang disebut Istiwa A'dhom yaitu saat Matahari berada tepat di atas kepala pengamat di lokasi tersebut.
Hal ini bisa difahami sebab akibat gerakan semu Matahari yang disebut sebagai gerak tahunan Matahari. Ini diakibat selama Bumi beredar mengelilingi Matahari sumbu Bumi miring 66,5˚ terhadap bidang edarnya sehingga selama setahun Matahari terlihat mengalami pergeseran antara 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS. Pada saat nilai azimuth Matahari sama dengan nilai azimuth lintang geografis sebuah tempat maka di tempat tersebut terjadi Istiwa A'dhom yaitu melintasnya Matahari melewati zenit lokasi setempat.
Demikian halnya Ka'bah yang berada pada koordinat 21,4° LU dan 39,8° BT dalam setahun juga akan mengalami 2 kali peristiwa Istiwa A'dhom yaitu setiap tanggal 27/28 Mei sekitar pukul 12.18 waktu setempat dan 15/16 Juli sekitar pukul 12.27 waktu setempat. Jika waktu tersebut dikonversi maka di Indonesia peristiwanya terjadi pada 28 Mei pukul 16.18 WIB dan 16 Juli pukul 16.27 WIB. Dengan adanya peristiwa Matahari tepat di atas Ka'bah tersebut maka umat Islam yang berada jauh dan berbeda waktu tidak lebih dari 5 atau 6 jam dapat menentukan arah kiblat secara presisi menggunakan teknik bayangan Matahari.

27 MEI 2012 @ 16:18 WIB
15 JULI 2012 @ 16:27 WIB
MATAHARI TEPAT DI ATAS KA'BAH
POSISI MATAHARI = ARAH KIBLAT
BAYANGAN MATAHARI = ARAH KIBLAT

Teknik penentuan arah kiblat pada hari Rashdul Qiblat sebenarnya sudah dipakai lama sejak ilmu falak berkembang di Timur Tengah. Demikian halnya di Indonesia dan beberapa negara Islam yang lain juga sudah banyak yang menggunakan teknik ini. Sebab teknik ini memang tidak memerlukan perhitungan yang rumit dan siapapun dapat melakukannya. Yang diperlukan hanyalah sebatang tongkat lurus dengan panjang lebih kurang 1 meter dan diletakkan berdiri tegak di tempat yang datar dan mendapat sinar matahari. Pada tanggal dan jam saat terjadinya peristiwa Istiwa A'dhom tersebut maka arah bayangan tongkat menunjukkan kiblat yang benar.

Karena di negara kita peristiwanya terjadi pada sore hari maka arah bayangan adalah ke Timur, maka arah bayangan yang menuju ke tongkat adalah merupakan arah kiblat yang benar. Jika anda khawatir gagal karena Matahari terhalang oleh mendung maka toleransi pengukuran dapat dilakukan pada H-2 hingga H+2 atau tanggal 25, 26, 27, 28, 29 Mei 2012  atau 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 Juli 2012 pada jam yang sama. Satu hal penting yang harus kita perhatikan adalah ketepatan JAM yang kita gunakan hendaknya sudah terkalibrasi dengan tepat. Untuk mengetahui standar waktu yang tepat bisa digunakan tanda waktu saat Berita di RRI, layanan telpon 103 atau menggunakan jam  atom yang disediakan oleh layanan internet.
Penentuan arah kiblat menggunakan fenomena ini hanya berlaku untuk tempat-tempat yang pada saat peristiwa Istiwa A'dhom dapat secara langsung melihat Matahari. Sementara untuk daerah lain di mana saat itu Matahari sudah terbenam seperti Wilayah Indonesia Timur (WIT) praktis teknik ini tidak dapat digunakan. Maka ada fenomena lain yang dapat digunakan oleh daerah-daerah tersebut sehingga dapat mengetahui arah kiblat secara presisi. Fenomena itu adalah saat Matahari berada tepat di bawah Ka'bah yaitu saat Istiwa A'dhom terjadi di titik Nadir (Antipode) Ka'bah yang terjadi pada setiap tanggal 13 Januari dan 27/28 November.

Teknik Penentuan Arah Kiblat menggunakan Istiwa A'dhom :
  1. Tentukan masjid/musholla/langgar/rumah/ tempat lain yang akan diluruskan arah kiblatnya.
  2. Siapkan tongkat lurus atau benang berbandul sepanjang 1-2 m serta arloji yang sudah dikalibrasi dengan TV, radio atau telpon “103".
  3. Cari lokasi yang datar di dalam/sekitar masjid/musholla/langgar/rumah/tempat lain yang masih mendapatkan penyinaran matahari antara jam 16.00 – 16.30 WIB.
  4. Pasang tongkat secara tegak lurus dengan bantuan pelurus berupa benang berbandul atau gantung bandul di lokasi tersebut beberapa menit sebelum peristiwa Istiwa A’dham terjadi.
  5. Tunggu sampai saat Istiwa A’dham terjadi yaitu Ahad, 27 Mei 2012 pukul 16:18 WIB atau Ahad, 15 Juli 2012 pukul 16:27 WIB. Amatilah bayangan tongkat saat itu dan berilah tanda dengan menggunakan spidol atau benang kasur yang dipakukan atau alat lain yang dapat membuat garis lurus. Garis itu adalah arah kiblat yang benar.
  6. Gunakan benang, sambungan pada tegel lantai, atau teknik lain yang dapat meluruskan arah kiblat ini ini ke dalam masjid. Intinya yang hendak kita ukur sebenarnya adalah garis shaff yang posisinya tegak lurus (90°) terhadap arah kiblat. Maka setelah garis arah kiblat kita dapatkan untuk membuat garis shaff dapat dilakukan dengan mengukur arah sikunya dengan bantuan benda-benda yang memiliki sudut siku misalnya lembaran triplek atau kertas karton tebal.
Sebaiknya bukan hanya masjid atau mushalla / langgar saja yang perlu diluruskan arah kiblatnya. Mungkin kiblat di rumah kita sendiri selama ini juga saat kita shalat belum tepat menghadap ke arah yang benar. Sehingga saat peristiwa tersebut ada baiknya kita juga bisa melakukan pelurusan arah kiblat di rumah masing-masing. Semoga cuaca cerah.
Bagi yang tidak mendapatkan sinar matahari di zenit ka'bah seperti WIT dan WITA bisa menggunakan posisi matahari saat di nadir ka'bah.
Semoga dengan lurusnya arah kiblat kita, ibadah shalat yang kita kerjakan menjadi lebih afdhal dan doanya lebih dikabulkan. Amin. Keterangan lengkap hubungi Rukyat Hilal Indonesia (RHI) telpon di 0274-552630 atau SMS: 08122743082.

CATATAN:
Untuk lebih akurat yg 27 Mei, hari sebelumnya dikurangi 3 menit per hari sesudahnya ditambah 3 menit per hari. Yang 15 Juli hari sebelumnya ditambah 3 menit per hari sesudahnya dikurangi 3 menit per hari. Masih cukup presisi. Kalaupun tidak dikoreksi jg masih ckp akurat krn hanya berbeda 0,2drjt setiap hari atau sekitar 10' (menit busur) sementara diameter sumber cahaya (matahari) jauh lebih besar yaitu sekitar 0,5drjt atau 30'.

Contoh :
25 Mei 2012 @  16:12 WIB +/- 2 menit
26 Mei 2012 @ 16:15 WIB +/- 2 menit
27 Mei 2012 @ 16:18 WIB +/- 2 menit
28 Mei 2012 @ 16:21 WIB +/- 2 menit
29 Mei 2012 @ 16:24 WIB +/- 2 menit
13 Juli 2012 @ 16:33 WIB +/- 2 menit
14Juli 2012 @ 16:30 WIB +/- 2 menit
15 Juli 2012 @ 16:27 WIB +/- 2 menit
16 Juli 2012 @ 16:23 WIB +/- 2 menit
17 Juli 2012 @ 16:21 WIB +/- 2 menit

Download Modul Arah Kiblat : Download

Link Terkait:
RHI Qibla Locator
RHI Arah Kiblat
Qibla Locator
 
Sumber : http://mutoha.blogspot.com

Minggu, 23 Desember 2012

Cara Membaca Rasi Bintang

Zaman sekarang, pelaut bisa menggunakan kompas, atau malah GPS sebagai penunjuk arah.

Tapi dulu, di zaman sebelum semua teknologi itu hadir, pelaut ternyata mengandalkan rasi bintang!

Selain sebagai penunjuk arah, rasi bintang juga bisa digunakan untuk menentukan arah mata angin. Bahkan, dari rasi bintang, petani bisa mengetahui waktu yang tepat untuk bercocok tanam. Alam bisa canggih juga, ya?

Tapi, mungkin nggak semua orang mengerti bagaimana cara untuk bisa melihat rasi bintang. Nah, berikut ini adalah cara mudahnya:
1.    Saat yang tepat untuk melihat rasi bintang adalah di musim kemarau. Saat itu langit lebih cerah. Sedangkan waktunya, lewat dari pukul 18.30.
2.    Cari lokasi yang minim polusi. Misalnya, di pegunungan atau perbukitan.
3.    Bawa peta rasi bintang sebagai panduan. Nggak perlu malu, kita kan masih pemula.
4.    Gunakan teropong, supaya lebih jelas.

Kalau sudah tahu caranya, berikut ini adalah bocoran rasi bintang yang menunjukkan arah mata angin:
1.    Rasi bintang Beruang Besar (atau Gayung Besar), menunjukkan arah Utara.
2.    Rasi bintang layang-layang, menunjukkan arah Selatan.
3.    Rasi bintang Orion, atau pemburu, menunjukkan arah Barat.
4.    Rasi bintang Scorpio, menunjukkan arah Timur. Cuma, rasi bintang ini cukup banyak konstelasinya, jadi mesti teliti banget saat mencarinya.

Sumber : http://ceritacincin.blogspot.com

Kamis, 16 Agustus 2012

Ilmuwan NASA Membenarkan Matahari Sangat Mungkin Akan Terbit dari Barat

Kebenaran ajaran Islam terus-menerus dibuktikan oleh penemuan demi penemuan ilmu pengetahuan. 1.400 tahun yang lalu, Rasulullah SAW sudah menyatakan dalam haditsnya bahwa kelak matahari akan terbit dari Barat sebagai bukti keagungan Allah SWT dan ciri-ciri kiamat sudah semakin dekat.


sun rise from west Day Of Judgement: Nasa Confirms Possibility Of Sun Rising From The West


"Tidak akan terjadi kiamat sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya, apabila ia telah terbit dari barat dan semua manusia melihat hal itu maka semua mereka akan beriman, dan itulah waktu yang tidak ada gunanya iman seseorang yang belum pernah beriman sebelum itu." (Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah. Dan riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibn Majah).

Matahari terbit dari Barat akan terjadi selama satu hari saja, kemudian tertutuplah pintu taubat. Setelah itu, gerakan matahari pun akan kembali seperti sebelumnya terbit dari timur sampai terjadinya kiamat. Ini sesuai dan dibenarkan oleh peneliti NASA dalam artikelnya dibawah.

Dari Ibn 'Abbas, "Maka Ubai bin Ka'ab berkata, Maka bagaimana jadinya matahari dan manusia setelah itu?"

Rasulullah menjawab: "Matahari akan tetap menyinarkan cahayanya dan akan terbit sebagaimana terbit sebelumnya, dan orang-orang akan menghadapi (tugas-tugas) dunia mereka, apabila kuda seorang laki-laki melahirkan anaknya, maka ia tidak akan dapat menunggang kuda tersebut sampai terjadinya kiamat." (Fathul Baari, Kitaburriqaq, Juz 11, Thulu’issyamsi Min Maghribiha).


Matahari Terbit dari Barat Dibenarkan Ilmuan Fisika dan Masuk Islam


Demitri Bolyakov, sorang ahli fisika yang sangat menggandrungi kajian serta riset-riset ilmiah, mengatakan bahwa pintu masuk ke-Islamannya adalah fisika. Sungguh suatu yang sangat ilmiah, bagaimanakah fisika bisa mendorang Demitri Bolyakov masuk Islam?

Demitri mengatakan bahwa ia tergabung dalam sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof. Nicolai Kosinikov, salah seorang pakar dalam bidang fisika.

Mereka sedang dalam penelitian terhadap sebuah sempel yang diuji di laboratorium untuk mempelajari sebuah teori modern yang menjelaskan tentang perputaran bumi dan porosnya. Mereka berhasil menetapkan teori tersebut.

Akan tetapi Demitri mengetahui bahwasanya diriwayatkan dalam sebuah hadis dari Nabi SAW yang diketahui umat Islam, bahkan termasuk inti akidah mereka yang menguatkan keharusan teori tersebut ada, sesuai dengan hasil yang dicapainya.

Demitri merasa yakin bahwa pengetahuan seperti ini, yang umurnya lebih dari 1.400 tahun yang lalu sebagai sumber satu-satunya yang mungkin hanyalah pencipta alam semesta ini.

Teori yang dikemukan oleh Prof. Kosinov merupakan teori yang paling baru dan paling berani dalam menafsirkan fenomena perputaran bumi pada porosnya. Kelompok peneliti ini merancang sebuah sempel berupa bola yang diisi penuh dengan papan tipis dari logam yang dilelehkan, ditempatkan pada badan bermagnit yang terbentuk dari elektroda yang saling berlawanan arus.

Ketika arus listrik berjalan pada dua elektroda tersebut maka menimbulkan gaya magnet dan bola yang dipenuhi papan tipis dari logam tersebut mulai berputar pada porosnya fenomena ini dinamakan "Gerak Integral Elektro Magno-Dinamika". Gerak ini pada substansinya menjadi aktivitas perputaran bumi pada porosnya.

Pada tingkat realita di alam ini, daya matahari merupakan 'kekuatan penggerak' yang bisa melahirkan area magnet yang bisa mendorong bumi untuk berputar pada porosnya. Kemudian gerak perputaran bumi ini dalam hal cepat atau lambatnya seiring dengan daya insensitas daya matahari. Atas dasar ini pula posisi dan arah kutub utara bergantung.

Telah diadakan penelitian bahwa kutub magnet bumi hingga tahun 1970 bergerak dengan kecepatan tidak lebih dari 10 km dalam setahun, akan tetapi pada tahun-tahun terakhir ini kecepatan tersebut bertambah hingga 40 km dalam setahun. Bahkan pada tahun 2001 kutub magnet bumi bergeser dari tempatnya hingga mencapai jarak 200 km dalam sekali gerak.

Ini berarti bumi dengan pengaruh daya magnet tersebut mengakibatkan dua kutub magnet bergantian tempat. Artinya bahwa 'gerak' perputaran bumi akan mengarah pada arah yang berlawanan. Ketika itu matahari akan terbit dari Barat.

Ilmu pengetahuan dan informasi seperti ini tidak didapati Demitri dalam buku-buku atau didengar dari manapun, akan tetapi ia memperoleh kesimpulan tersebut dari hasil riset dan percobaan serta penelitian.

Ketika ia menelaah kitab-kitab samawi lintas agama, ia tidak mendapatkan satupun petunjuk kepada informasi tersebut selain dari Islam. Ia mendapati informasi tersebut dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Huarirah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari Barat, maka Allah akan menerima Taubatnya." (dari kitab Islam wa Qishshah).

Sumber :
kaskus.co.id

Benarkah Bentuk Semesta Seperti Terompet yang Akan Ditiup Sebagai Sangkakala Saat Kiamat?

“Sebelum kiamat datang, apa yang sekarang di lakukan oleh malaikat Isrofil?” Mungkin yang ada di benak kita malaikat Isrofil itu seperti sesosok seniman yang asyik mengelap terompet kecilnya sebelum tampil diatas panggung. Sebenarnya seperti apa sih terompetnya atau yang biasa juga dikenal dengan sangkakala malaikat Isrofil itu?

Sekitar enam tahun silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar saja.

Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan karena menurut hasil penelitian tersebut alam semesta ini ternyata berbentuk seperti terompet.

Di mana pada bagian ujung belakang terompet (alam semesta) merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable).

Lihat gambar bentuk alam semesta dibawah ini:




Bentuk Alam Semesta
Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda :
“Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah.

Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?”

Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.”

Saya tanya : “Bagaimana besarnya?”

Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”

Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang-orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk.

Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam ghoib.

Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat dan bisa dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan bahwa kita ini bak rama-rama yang hidup di tengah-tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja.

Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml ayat 87 :
“Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.”

Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil. Pada sambungan hadits di atas ada sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk bumi kelak.

“Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, anak-anak jadi beruban dan setan-setan berlarian.”

Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika terompetnya saja sebesar itu, lalu sebesar apa si peniupnya dan lebih dashsyat lagi, bagaimana dengan Sang Penciptanya? Allahu Akbar!

Wallahua'lam Bisshowa.

Sumber :
alisaid.wordpress.com

Rabu, 22 Juni 2011

Bintang Sebesar Matahari Ditelan Lubang Hitam

Momen di mana sebuah bintang berada dalam jarak yang terlalu dekat dengan sebuah black hole atau lubang hitam berhasil ditangkap oleh satelit Swift milik NASA. Menjelang kematiannya, bintang itu meledakkan energi tinggi sebelum kemudian dihisap black hole.

Lidah api sinar gamma yang disebut sebagai Sw 1644+57 itu dipancarkan dari sebuah galaksi yang berada di jarak 3,8 miliar tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di konstelasi Draco. Sinar gamma ini pertamakali terdeteksi oleh para astronom pada 28 Maret lalu.

Yang mengejutkan, fenomena itu kini masih berlangsung. Ini mengindikasikan bahwa sinar gamma tersebut bukanlah sinar gamma biasa yang umumnya berhubungan dengan hancurnya sebuah bintang raksasa karena mencapai akhir hidupnya.

“Ini sangat berbeda dengan kejadian letusan yang pernah kami lihat sebelumnya,” kata Joshua Bloom, astronom dari University of California, Berkeley, yang mempublikasikan temuannya di jurnal Science, seperti dikutip dari Astronomy Now, 21 Juni 2011.

Letusan ini menghasilkan energi dalam jumlah yang sangat besar dan dalam periode yang cukup lama. “Bahkan fenomena ini masih berlangsung setelah dua setengah bulan kemudian,” ucapnya.

“Pancaran energi itu terjadi karena saat black hole menghisap bintang, material milik bintang itu berputar seperti air yang masuk ke lubang pembuangan air,” kata Bloom. “Proses perputaran menuju ke lubang tersebut melepaskan banyak sekali energi,” ucapnya.

Adapun yang menjadi korban, kata Bloom, adalah kemungkinan sebuah bintang yang memiliki massa serupa dengan Matahari. Ia disedot oleh black hole yang berukuran jutaan kali lipat lebih besar.

Astronom juga melihat lontaran lidah api berwarna terang saat sebagian besar bintang tersebut sudah terkonsumsi black hole dan sangat kebetulan sekali bahwa radiasi tersebut tepat mengarah ke Bumi.

“Meski energi dari kejadian ini sangat dahsyat, tetapi kita hanya bisa melihatnya karena kebetulan tata surya menghadap tepat ke arahnya,” kata Andrew Levan, peneliti lain dari University of Warwick.

Ledakan bintang sendiri sudah kerap terpantau sebelumnya. Namun ini merupakan yang pertama yang memancarkan energi sinar gamma dan menurut astronom, kejadian seperti ini mungkin hanya terjadi sekali dalam 100 juta tahun di galaksi manapun.

“Kami akan terkejut bila kejadian serupa ini terjadi di sudut manapun di luar angkasa dalam dekade mendatang,” kata Bloom. “Kami perkirakan, kejadian ini terdeteksi saat pancaran sinarnya mencapai titik paling terangnya. Dan jika itu benar-benar sebuah bintang yang tengah dihisap oleh black hole raksasa, kemungkinan kejadian ini tidak akan terjadi lagi di galaksi tersebut."

Lontaran lidah api itu sendiri kemungkinan terjadi beberapa hari sebelum satelit Swift menangkapnya, dan kemungkinan sinarnya baru akan memudar setahun kemudian.

Segera setelah Swift berhasil mendeteksi, obeservasi lebih lanjut segera dilakukan oleh Hubble Space Telescope, Chandra X-ray Observatory, teleskop Gemini dan Keck di Hawaii, serta Infrared Telescope milik Inggris.